Mengenal Kesenian Bantengan di Jawa Timur

bantengan suro

Kesenian bantengan adalah salah satu kesenian yang masih lestari hingga kini. kesenian ini dapat kita temukan di jawa timur, khususnya Malang, Batu dan Mojokerto

Apa Itu Bantengan

Kesenian Bantengan atau biasa disebut bantengan adalah seni pertunjukan budaya yang mencampurkan kesenian tari olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang kental dengan magis. kesenian ini berasal dari jawa timur. dan masih dapat ditemukan hingga saat ini.

Kesenian ini dimainkan oleh dua orang. Dimana satu orang akan menjadi kepala banteng dan satu orang lainnya akan menunduk menjadi ekor banteng tersebut. Kostum Bantengan biasanya menggunakan kain hitam dan topeng berbentuk banteng yang terbuat dari kayuatau kerbau.

awalnya bantengan menggunakan topeng dari kepala banteng asli. Namun seiring berjalannya waktu, Kepala banteng semakin sulit untuk dicari sehingga saat ini bantengan menggunakan topeng kayu atau kepala kerbau yang sudah mati.

Sejarah Kesenian Bantengan

Kesenian bantengan telah ditemukan pada masa kerajaan singgasari yang dapat dibuktikan dengan relief yang ada di Candi Jago Malang. Kemudian berlanjut pada masa pemerintahan kolonial belanda. Terdapat tokoh bernama Mbah Siran yang membuat topeng dari tanduk Banteng.

Pada masa pemerintahan orde lama, Kesenian Bantengan adalah Kesenian yang sering ditemukan, terutama di Daerah pegunungan Jawa Timur. Meskipun Kesenian Bantengan seiring waktu mengalami perubahan bentuk, Namun Bantengan tetap lestari hingga saat ini.

Filosofi Kesenian Bantengan

filosofi dari Kesenian Bantengan sangat kental akan nilai filosofis. Bantengan adalah kesenian komunal yang melibatkan banyak orang dalam setiap pertunjukannya, seperti halnya sifat kehidupan banteng yang hidup berkelompok (koloni). Kebudayaan Bantengan ini membentuk perilaku masyarakat yang menggelutinya untuk selalu hidup dalam keguyuban, gotong royong, dan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.

Dalam Kesenian Tradisional Bantengan memiliki fungsi, makna, maupun nilai. Dilihat dari fungsinya terdapat fungsi Eksternal maupun Internal. Fungsi Eksternal, yaitu fungsi kesenian Bantengan pada masyarakat awam atau pada umumnya sebagai bagian dari kesenian daerah atau tontonan kesenian kebudayaan daerah setempat. Sedangkan fungsi internal, yaitu fungsi kesenian Bantengan pada masyarakat tertentu, yang memang mengembangkan kesenian tersebut

Perbedaan Bantengan di Berbagai Daerah

Meskipun mempunyai beragam penyebutan, mulai bantengan pedetan, bantengan mangapan atau bantengan batu. Bantengan di berbagai daerah tidaklah jauh berbeda. Perbedaan Bantengan di setiap daerah terletak pada properti dan ketukan musik. Misalnya pada properti Bantengan Tumpang sampai badan bronjongnya, di Dau bronjong hanya sampai leher, Batu tidak ada bronjong.

Eksistensi Bantengan Saat Ini

Bantengan masih eksis hingga saat ini. Berdasarkan pada antusiasme penonton pada even 1000 banteng yang diadakan Pemkot Batu, terdapat ribuan penonton menyaksikan atraksi seniman tersebut. Kegiatan yang sempat terhenti karena pandemi tersebut mendapatkan respon positif baik dari seniman bantengan maupun penonton.

Jumlah anggota paguyuban bantengan pun juga banyak ditemukan terutama di wilayah Batu maupun Malang, anggota paguyuban pun beragam, dari orang tua, remaja, hingga anak kecil. baik Laki-laki maupun perempuan.

Dikutip dari situs resmi kemdikbud, Saat ini Kesenian Tradisional Bantengan sudah berkembang diberbagai Kabupaten/Kota, antara lain Kabupaten Mojokerto, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Pasuruan. Data Tahun 2018 dari Dinas Pariwisata Kota Batu terdapat kurang lebih 200 grup kesenian Bantengan, sedangkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan tercatat di Nomor Induk Kesenian berjumlah 12 paguyuban, padahal fakta di lapangan terdapat ratusan paguyuban

photo by kompasiana

About the Author

3 thoughts on “Mengenal Kesenian Bantengan di Jawa Timur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these